Jumat, 30 Juni 2023

Residensi Sastra Live Volume 9

Halo, sobat #residensisastra simak yuk!
#livestreaming "Volume 9"
.
πŸ“Topik: 
"Peran Puisi dalam Menyembuhkan Diri "
πŸ‘€ Moderator:
Cipto Roso (Penulis dan Penyair)
πŸ‘€ Narasumber:
Zikri Wahyu Ramdani (Penulis dan Pembaca Puisi)
Pelaksanaan:
πŸ“… Ahad, 02 Juli 2023
πŸ• 15.30 WIB - selesai
.
🎬 Live:
@residensisastra
@zikri_wahyu_ramdani
.
πŸ”– Didukung oleh: 
_ "Pelataran Sastra Kaliwungu"
.
Tentang Narasumber:
Zikri Wahyu Ramdani adalah seorang pekerja di pemda DKI Jakarta, dia menempuh pendidikan S1 jurusan Pendidikan Bahasa indonesia dan Sastra di Universitas indraprasta PGRI jakarta. Pernah tergabung dalam antologi puisi bertemakan  "kembalinya sang penyair" yang di adakan di kampus PGRI dan memecahkan rekor muri dengan jumlah peserta 1111 pada awal januari 2023. Dan pernah tergabung dalam antologi karya non-fiksi yang di adakan penulis ternama panji pada tahun 2022 yang berjudul "Teruntuk Hati yang ingin menyembuhkan diri"
____________________________
#livestreaming #zoommeet #webinar #sastra #sastrawan #seniman #puisi #quotes #quote #literasi #literasicinta #literasiindonesia #literasipemuda #literasibangsa #literasisastra #litersihati #sastraindonesia #teater #filsafat #residensi #residensiindonesia #residensisastra

Rabu, 21 Juni 2023

Edisi #5 || Sabda Pemabuk

Sabda pemabuk 
By: Dzakwan Ali

Aku ingin bercerita 
Tentang realita 
Merebah sebentar lagi musnah
Bercecer tercemar

Mabuk kuasa merajalela
Berdesak kepalsuan 
Mabuk tahta merampas hak sejahtera
Mabuk nikmat fana 
Menggali lubang neraka 

Sabda pecandu 
Mengadu terus bercumbu rayu
Meneguk nafsu 
Menanggung hidup tanpa cahayaMU 

Indramayu , 16 Januari 2023


Aku Masih Bertemu Denganmu
By: M. Nur Khotim

Aku masih bertemu denganmu
Pertemuanku denganmu saat ini
bukan lagi temu dunia nyata, semu atau virtual.
Temu beda dimensi, kau di ruang kosong bahagia,
Sedang aku di dunia yang penuh luka.

Aku hanya mampu merapal doa
Rapalan doaku selalu dalam pengiriman
Sedang kau dalam perjalanan berselimut rahmat Tuhan.
Temu kita tak pernah habis
Yaitu pertemuan batinku dan batinmu dalam ruang kasih sayang Tuhan 
yang tak seorang pun bisa masuk
kedalamnya.
Kukirimkan ummul kitab.
Semoga mustajab pada temu yang sangat dahsyat.
Laha alfatihah ....


Alam Resah
By: Novan Aditya Wicaksono

kemungkinan resah teramat lelah,
mendekap harap yang teramat pengap
suara bertebar memberi petuah
atas kesedihan membara terbakar
hening membising, bersuara lengking menerobos kuping
hati bertolak, tapi otak tetap berontak

suara itu menggantung leherku
menjerat kuat, tiada lengking setajam bibirmu
merona cahaya jingga, takjubku atas dirimu
terpatung menggantung
diam suara terkurung
sebab aku tau
riuhnya langkahku
lahir dari badai,
ombak pun tak tenang.

kau adalah bulir hujan
membasah dengan ceria
disambut dalam setiap doa
awan melambai dari ketinggian
membawa pesan, perihal jiwa kesepian
bayang-bayangnya terjatuh pada genangan air
di bibir lubang jalan tersenyum
kemudian membuyar pada terpaan roda-roda kesunyian

Semarang, 25 Desember 2022




Senin, 05 Juni 2023

Edisi #4 || Nisan


Nisan
By: Ardhi Ridwansyah

Dia berbaring,
Dan tersenyum,
Setangkai mawar layu,
Digenggam tepat di dada.

Air mata berguguran,
Doa-doa bertebaran,
Menjelang senja datang,
Kesedihan mendekap erat,
Tubuh kekasihnya.

Peti mati ditutup,
Terpendam tanah,
Bersama sepenggal kisah,
Menjelma nisan.

Jakarta, 16 September 2022

Alam Resah 
By: Novan Aditya Wicaksono

malam sejenak turun
menanti fajar terbangun
adakah yang lebih mesra
dari kalimat awan yang merangkul cahaya bulan
dibawanya pada sosoknya
ditindih dalam waktunya
memudar dibalut selimut waktu terang

Kesedihan Sang Mentari
By: Nurul Azmi

Tak seperti biasanya, pagi ini pun terasa dingin, angin sepoi berhembus mesra menyapa datangnya sang surya. 
Tapi karena sang surya sampai saat ini belum menampakkan diri, angin pun mulai sepi menggoyangkan dedaunan. Seakan ia menyesal menunggu mentari untuk
menghangatkannya. 

Dan angin pun bertanya ada apa dengan semua ini?
Ada apa dengan engkau ...
Apa yang terjadi denganmu. 
Tidakkah engkau kasihan dengan malam yang semenjak magrib menemaniku.
Apakah engkau marah denganku (angin).
Lalu mentari pun menjawab semua dengan nada sedih ...

Aku begini karena aku tidak berjumpa lagi dengan waktu yang lama di pagi ini di hari Rabu terakhir ini di bulan Safar duhai angin. Entah kapan waktunya. Aku tak tahu apakah dapat menyinari dan menghangatkan hari Rabu yang lain di tahun depan ataukah tidak. 
Aku pun tak tahu, duhai angin ....

30 November


Edisi #3 || Ketika Mencintaimu Aku Benar


Ketika Mencintaimu Aku Benar
By: Srikandi Indung Sarerea

Di mana rindu itu pernah kusebut berkali-kali 
di bawah kaki Tuhan kala rukuk dan sujud
Di sepanjang mata mengingat tentang air langit dan laut 
rindu selalu memberi kalut dan lalu, 
Menjadikan pijar untukku menagih langkah
: menujumu

Dari apa yang angin bisikkan
Acap kali kubaca debar di dada 
Meskipun sebaik-baiknya kini adalah diam
Menunggu iman yang membaca hakku 
Dan aku masih berharap jalanku benar

--- dan aku bersumpah dengan segala napas yang 
menjadikanku hidup. 
Bahwa mencintaimu, aku benar! ---

Lembah Gunung, 13 September 2019

Bunga Duka
By: Ardhi Ridwansyah

Bunga-bunga yang mekar
Tak selamanya indah
Tak mesti jua mengakar di kepala
Dan terus menerus menjadi diksi
Dalam puisi romansa.

Adakalanya dia terinjak-injak
Terbuang di tepi jalan
Kelopaknya ringkih,
Tangkai yang merapuh
Tanda kehilangan hati
Yang sebelumnya bersemi
Kini menjadi amarah
Membakar manis memori.

Jakarta, 22 Desember 2022

Retakan Kaca
By: Hilwan Adas

Senyum menghias di muka air
Jemari lincah menyingkap tabir
Badan melenggok hulu hilir
Terlanjur kasih tanpa pikir

Dahulu kelopak dari duri
Dahulu bayang dari raga
Maksud hati di kasihi
Sangat nyata akan dusta

8 Desember 2022


Minggu, 04 Juni 2023

Edisi #2 || Dongeng


Dongeng
By: Novan Aditya Wicaksono

setiap malam datang.
dongeng selalu dikumandangkan.
wanita tua ibu dari bapak.
membacakan ayat-ayat doa dari leluhur.
tanda lakon dimainkan.

dengan menjimpit beberapa helai rambutku.
mulai gemuruh suara tua merangkai cerita.
Sangkuriang, danau Toba sampai kaum sodom.
kudengar dengan hikmat.

dengan menahan kantuk yang teramat.
kupeluk dengan erat.
aku tak peduli dengan dongeng.
aku hanya tak mau pagi segera datang. 
membuyarkanku pada perpisahan.

Langit Merah Muda
By: Dise Dalusari

Sang bujangga, menunggu renjana tiba.
Kereta asmaraloka, memberi pesan surya.
Mengantar pagi, menuju senja panorama.
Atma bersua, denyut jantungku kampa.

Antologi kota, menghangatkan cerita.
Diskusi fotamorgana, di akhir cahaya.
Senyumannya membekas, kekal romansa.
Angin bernyanyi, mengiringi insan berdua.

Berjalan di keramaian, ruang yang lepas.
Pesona yang sama, diantara rinai serayu.
Menikmati keindahan, taman yang bersemi.
Selari, selaras, berdampingan, dan menumpu.

Semesta menyatukan, harapan dari remaja.
Hujan yang datang, digantikan rasa Pelangi.
Kita melaju di atas luka, dan mengabaikannya.
Di bawah Langit merah muda, kita habiskan masa.

Jambi, 2 Januari 2023

Menua
By: Choirul Muhtadin

Di atas kursi usang
Terbelalang
Menatap tubuh tua berlalu lalang
Cantik nan anggun
Gagah dan perkasa
Yang mulai renta
Kini semakin menua
Terkejar usia

Aku yang masih sama
Selalu merepotkan dan menimpakan beban
tak hentinya
Semoga disambut oleh jalan yang bercahay



Sabtu, 03 Juni 2023

Edisi #1 || Dari Jendela Mobil



Dari Jendela Mobil
By: Aris Setiyanto

aku telah ditipu
malam meminang tubuhku
dan hujan terus upaya
menjatuhkannya

dari jendela mobil ini
kusaksikan makam tetua
liang bagiku kelak
juga kota cahaya

hujan makin tersedu
dari jauh, tidakkah engkau?
hujan makin melimpah
misteri (hidup dan mati) terbayarkah esok?

jam dua belas malam
dukuh telah semaput
satu-dua mata akan ngembara
saat tubuh kita jatuh di tanjakan.

Yang Tersisa Dari Yang Pergi
By: Ardi Ridwansyah

Tangan yang peka 
Menepuk bahu 
Yang berduka. 
Mata menatap nanar 
Kilau cahaya pagi 
Datang gemerlap 
Menuai elegi. 

Pada dahinya 
Luka itu tergores 
Rintih bibir menahan perih. 

Ia mendekap tubuhnya 
Sang terkasih melipat 
Segenap kisah dalam puisi. 

Untuk yang tersisih 
Datanglah kembali, 
Menikmati kasih 
Yang tersisa, 
Dari yang pergi. 

Jakarta, 23 Desember 2022


Ketam Makan Malam
By: Dian Candra

makan malamku, ketam
: sepasang capit yang menghadang gigi gigiku untuk
meraih tualang rasa. yang bersembunyi dalam kekukuhan.
makan malam, ketam kupilih

: ia menatapku hangat hangat. entah hendak mengutukiku
atau justru mengucap, "selamat makan. jalanku sudah tak
miring lagi, bukan?"

aku mengangguk. entah bersetuju atau malah hendak
lekas lekas melepas cangkang. lalu meraih balutan daging
putih. ke dalam mulutku yang ramai doa makan.


Poesie Senja di Pinggir Kali part 1

Poesie Senja di Pinggir Kali #1 Bersama Puisi-puisi Cipto Roso  "Ayat-ayat Ayah Mengalir di Tubuhku" Pemantik:  Anis H...