Dari Jendela Mobil
By: Aris Setiyanto
aku telah ditipu
malam meminang tubuhku
dan hujan terus upaya
menjatuhkannya
dari jendela mobil ini
kusaksikan makam tetua
liang bagiku kelak
juga kota cahaya
hujan makin tersedu
dari jauh, tidakkah engkau?
hujan makin melimpah
misteri (hidup dan mati) terbayarkah esok?
jam dua belas malam
dukuh telah semaput
satu-dua mata akan ngembara
saat tubuh kita jatuh di tanjakan.
Yang Tersisa Dari Yang Pergi
By: Ardi Ridwansyah
Tangan yang peka
Menepuk bahu
Yang berduka.
Mata menatap nanar
Kilau cahaya pagi
Datang gemerlap
Menuai elegi.
Pada dahinya
Luka itu tergores
Rintih bibir menahan perih.
Ia mendekap tubuhnya
Sang terkasih melipat
Segenap kisah dalam puisi.
Untuk yang tersisih
Datanglah kembali,
Menikmati kasih
Yang tersisa,
Dari yang pergi.
Jakarta, 23 Desember 2022
Ketam Makan Malam
By: Dian Candra
makan malamku, ketam
: sepasang capit yang menghadang gigi gigiku untuk
meraih tualang rasa. yang bersembunyi dalam kekukuhan.
makan malam, ketam kupilih
: ia menatapku hangat hangat. entah hendak mengutukiku
atau justru mengucap, "selamat makan. jalanku sudah tak
miring lagi, bukan?"
aku mengangguk. entah bersetuju atau malah hendak
lekas lekas melepas cangkang. lalu meraih balutan daging
putih. ke dalam mulutku yang ramai doa makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar